Jumat, 20 Maret 2015

Resume PCD 1 : Karakteristik Landsat 1-8

Karakteristik dan Spesifikasi Satelit LANDSAT

Landsat (Land Satellites) merupakan satelit sumberdaya bumi yang paling sering digunakan. Pada mulanya bernama ERTS-1 (Earth Resources Technology Satellite). Pertama kali diluncurkan pada tanggal 23 Juli 1972 yang mengorbit hanya sampai dengan tanggal 6 Januari 1978.  Satelit Landsat mengorbit bumi selaras matahari (sunsynchronous). Berikut adalah klasifikasi landsat 1-8.
Landsat 1 (mulanya dinamakan Earth Resources Technology Satellite 1) – diluncurkan 23 Juli 1972, operasi berakhir tahun 1978
Landsat 2 – diluncurkan 22 Januari 1975, berakhir 1981
Landsat 3 – diluncurkan 5 Maret 1978, berakhir 1983
Landsat 4 – diluncurkan 16 Juli 1982, berakhir 1993
Landsat 5 – diluncurkan 1 Maret 1984, masih berfungsi
Landsat 6 – diluncurkan 5 Oktober 1993, gagal mencapai orbit
Landsat 7 – diluncurkan 15 April 1999, masih berfungsi (sekarang sensor bermasalah (stripping))
Landsat 8 – 2013 (indonesia siap gunakan (LAPAN))

Satelit Landsat


Tabel 1. karakteristik citra Landsat


Sistem
Landsat 7
Orbit
705 km, 98.2 , sun-synchronous, 10:00 AM crossing,  rotasi 16 hari (repeat cycle)
Sensor
ETM+ (Enhanced Thematic Mapper)
Swath Width
185 km (FOV=15 )
Off-Track Viewing
Tidak tersedia
Revisit time
16 hari
16 hari Band-band Spektral (µm)
0.45 -0.52 (1), 0.52-0.60 (2), 0.63-0.69 (3), 0.76-0.90 (4), 1.55-1.75 (5), 10.4-12.50 (6), 2.08-2.34 (7), 0.50-0.90 (PAN)
Ukuran Piksel Lapang (Resolusi spasial)
15 m (PAN), 30 m (band 1-5, 7), 60 m band 6
Arsip data
earthexplorer.usgv.gov

Satelit landsat memiliki dua buah sensor yaitu Multi Spectral Scanner (MSS) dan Tematic Mapper (TM). Sensor TM mempunyai resolusi sampai 30 x 30 m, dan bekerja mengumpulkan data permukaan bumi dan luas sapuan 185 km x 185 km. sedangkan resolusi radiometriknya 8 bit, yang berarti setiap pixel mempunyai nilai jangkauan data dari 0-225. Sensor TM  merupakan system yang sangat kompleks yang memerlukan toleransi (kelonggaran) pembuatan yang sangat kecil, sehingga tidak memungkinkan dibuat penyempurnaan di masa mendatang untuk memperkecil resolusi spasial sampai dibawah 20 M (Butler, S.1988).

Salahsatu Contoh Citra Landsat

Ketersediaan data citra satelit dalam bentuk berbeda telah menarik melimpahnya aplikasi untuk pemetaan penggunaan lahan dan penutup lahan medan. Keuntungan data satelit adalah dalam jumlah besar. Untuk tujuan pemetaan penggunaan lahan, liputan luas dan berulang di hasilkan oleh wahana satelit khususnya penting melihat biasa efektif pengumpulan dan kemudahan meng-update data penggunaan lahan.


Sensor TM (Thematic Mapper) merupakan sensor yang dipasang pada satelit Landsat-4 dan Landsat-5. Lebar sapuan (scanning) dari sistem Landsat TM sebesar 185 km, yang direkam pada tujuh saluran panjang gelombang dengan rincian;  3 saluran panjang gelombang tampak, 3 saluran panjang gelombang inframerah dekat, dan 1 saluran panjang gelombang termal (panas).   Sensor TM memiliki kemampuan untuk menghasilkan citra multispektral dengan resolusi spasial, spektral dan radiometrik yang  lebih tinggi daripada sensor MSS.
Tabel 1.  Nama dan Panjang Gelombang pada Landsat TM
Saluran
Nama Gelombang
Panjang Gelombang (µm)
1
Biru
0,45 – 0,52
2
Hijau
0,52 – 0,60
3
Merah
0,63 – 0,69
4
Inframerah Dekat
0,76 – 0,90
5
Inframerah Tengah
1,55 – 1,75
6
Inframerah Termal
10,40 – 12,50
7
Inframerah Tengah
2,08 – 2,35

Tabel 2.  Karakteristik Saluran pada Landsat TM
Saluran
Panjang Gelombang
(µm)
Resolusi
Spasial
(meter)
A p l i k a s i
1
0,45 – 0,52
30 x 30
Penetrasi tubuh air, analisis penggunaan lahan, tanah, dan vegetasi. Pembedaan vegetasi dan lahan.
2
0,52 – 0,60
30 x 30
Pengamatan puncak pantulan vegetasi pada saluran hijau yang terletak di antara dua saluran penyerapan.  Pengamatan ini dimaksudkan untuk membedakan tanaman sehat terhadap tanaman yang tidak sehat.
3
0,63 – 0,69
30 x 30
Saluran terpenting untuk membedakan jenis vegetasi.  Saluran ini terletak pada salah satu daerah penyerapan klorofil dan memudahkan pembedaan antara lahan terbuka terhadap lahan bervegetasi.
4
0,76 – 0,90
30 x 30
Saluran yang peka terhadap biomasa vegetasi.  Juga untuk identifikasi jenis tanaman, memudahkan pembedaan tanah dan tanaman serta lahan dan air.
5
1,55 – 1,75
30 x 30
Saluran penting untuk pembedaan jenis tanaman, kandungan air pada tanaman, kondisi kelembaban tanah.
6
2,08 – 2,35
120 x 120
Untuk membedakan formasi batuan dan untuk pemetaan hidrotermal.
7
10,40 – 12,50
30 x 30
Klasifikasi vegetasi, analisis gangguan vegetasi, pembedaan kelembaban tanah, dan keperluan lain yang berhubungan deengan gejala termal.
Sumber : Lillesand dan Kiefer (1979) dalam Sutanto (1994).

Satelit Landsat-7 juga akan dilengkapi dengan fasilitas penerima sistem posisi lokasi (Global Positioning System/GPS reciever) untuk meningkatkan ketelitian posisi atau letak satelit di dalam jalur orbitnya. Karakteristik hasil pengembangan sensor TM menjadi ETM+pada Landsat-7, dijelaskan pada Tabel 3. berikut ini :
Tabel 3.  Karakteristik Saluran pada Landsat ETM+
Saluran
Panjang Gelombang (µm)
Resolusi Spasial (meter)
A p l i k a s i
1
0,45 – 0,52
30 x 30
Untuk pemetaan perairan pantai, pembedaan tanah dan vegetasi, analisis tanah dan air, dan pembedaan tumbuhan berdaun lebar dan konifer.
2
0,52 – 0,60
30 x 30
Untuk inventarisasi vegetasi dan penilaian kesuburan.
3
0,63 – 0,69
30 x 30
Untuk pemisahan kelas vegetasi dan memperkuat kontras antara penampakan vegetasi dan non-vegetasi.
4
0,76 – 0,90
30 x 30
Untuk deteksi akumulasi biomassa vegetasi, identifikasi jenis tanaman, dan memudahkan pembedaan tanah dan tanaman, serta lahan dan air.
5
1,55 – 1,75
30 x 30
Untuk menunjukkan kandungan air pada tanaman, kondisi kelembaban tanah dan berguna untuk membedakan awan dengan salju.
6
10,40 – 12,50
60 x 60
Untuk analisis vegetasi stress, pembedaan kelembaban tanah, klasifikasi vegetasi, analisis gangguan vegetasi, dan pemetaan suhu.
7
2,09 – 2,35
30 x 30
Untuk pemetaan formasi geologi dan pemetaan hidrotermal.
8
0,50 – 0,90
15 x 15
Untuk peningkatan resolusi spasial.
        Sumber : Humaidi (2005)


Senin, 16 Maret 2015

RESUME S.I.P Pertemuan Kedua

v  Sejarah Komputer
  • Komputer Generasi Pertama (1890)
         Komputer Generasi Pertama menggunakan beberapa tabung vakum yang besar dan kompleks seperti crystal diodes, relays, resistors. Komputer elektronik pertama yang digunakan untuk umum yaitu ENIAC (Electronic Numerical Integrator And Computer).
  • Komputer Generasi Kedua (1955-1960)
         Komputer Generasi Kedua muncul setelah ditemukannya transistor, yang kemudian              mulai mengganti tabung vakum dalam desain komputer. Komputer dengan transistor            pertama ini dibuat di University of Manchester pada tahun 1953. Yang paling populer            dari komputer transistor generasi kedua ini adalah IBM 1401. IBM juga menciptakan              drive pertama (sebuah media penyimpanan) pada tahun 1956, yang dikenal dengan              IBM 350 RAMAC.
  • Komputer Generasi Ketiga (1960)
         Penemuan Integrated Circuits (IC) atau dikenal juga dengan microchips, membuka                jalan untuk komputer generasi ketiga atau yang kita kenal dengan komputer sekarang          ini. Berbentuk jauh lebih kecil dengan generasi komputer sebelumnya, dengan                      transistor yang lebih banyak dan dibenamkan ke dalam microchips tunggal.
  • Komputer Generasi Kelima (1971-sekarang)
         Microchips berbasis Central Processing Unit (CPU) pertama, terdiri dari                                  beberapamicrochips untuk komponen CPU yang berbeda. Munculnya microprocessor          melahirkan evolusi dari microcomputer, bentuk yang akhirnya akan menjadi komputer          pribadi yang kita kenal sekarang ini.



v      Konsep ‘Real World’ pada GIS
   Data yang merepresentasikan dunia nyata (real world) dapat disimpan, dimanipulasi, diproses, dan direpresentasikan dalam bentuk yang lebih sederhana dengan layer-layer tematik yang direlasikan dengan lokasi-lokasi geografi di permukaan bumi. Hasilnya dipergunakan untuk pemecahan banyak masalah-masalah dunia nyata seperti dalam perencanaan dan pengambilan keputusan menyangkut data kebumian.

v  Format Data Spasial 
          1.    Data Vektor
Dalam data format vektor, bumi kita direpresentasikan sebagai suatu mosaik dari garis (arc/line), polygon (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik/point (node yang mempunyai label), dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua buah garis).
Model data vektor merupakan model data yang paling banyak digunakan, model ini berbasiskan pada titik (points) dengan nilai koordinat (x,y) untuk membangun obyek spasialnya. Obyek yang dibangun terbagi menjadi tiga bagian lagi yaitu berupa titik (point), garis (line), dan area (polygon).

  • ·         Titik (point)
         Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana pada suatu obyek. Titik tidak            mempunyai dimensi tetapi dapat ditampilkan dalam bentuk simbol baik pada peta                  maupun dalam layar monitor. Contoh : Lokasi Fasilitasi Kesehatan, Lokasi Fasilitas              Kesehatan, dll.

  • ·         Garis (line)
         Garis merupakan bentuk linear yang menghubungkan dua atau lebih titik dan                              merepresentasikan obyek dalam satu dimensi. Contoh : Jalan, Sungai, dll.

  • ·         Area (Poligon)
         Poligon merupakan representasi obyek dalam dua dimensi.Contoh : Danau, Persil Tanah, dll.


v  Koordinat Lokasi Bumi (Longitude & Latitude)
   Latitude adalah garis yang horisontal / mendatar. Titik 0 adalah sudut ekuator, tanda (+) menunjukan arah ke atas menuju kutub utara, sedangkan tanda (-) di koordinat Latitude menuju ke kutub selatan.Titik yang digunakan adalah dari 0 ke 90 derajat ke arah kutub utara, dan 0 ke -90 derajat ke kutub selatan.

     Longitude adalah garis lintang. Angka dari sudut bundar bumi horisontal. Titik diawali dari 0 ke 180 derajat, dan 0 ke-180 ke arah sebaliknya. Titik 0 dimulai dari garis negara Inggris. Mengarah ke Indonesia akan menjadi angka positif. Kebalikan dengan latitude, koordinat Longitude minus adalah arah kebalikan.

v  Proyeksi Peta
        Beberapa istilah sederhana dalam proyeksi:
1. Meridian dan meridian utama.
2. Paralel dan paralel nol atau ekuator.
3. Bujur (longitude-j), Bujur Barat (0°–180°BB) dan Bujur Timur (0°–180°BT).
4. Lintang (latitude-l), Lintang Utara (0°–90°LU), dan Lintang Selatan 0°–90°LS).
  
  •        Proyeksi Zenithal (Azimuthal)
           Bidang proyeksi ini berupa bidang datar yang menyinggung bola pada kutub, ekuator                atau di sembarang tempat. Oleh karena itu, proyeksi ini dibedakan menjadi :

                         i.        Proyeksi azimuth normal, di mana bidang proyeksinya bersinggungan dengan kutub.
                                 ii.        Proyeksi azimuth transversal, bidang proyeksinya tegak lurus dengan ekuator.
                               iii.        Proyeksi azimuth oblique, bidang proyeksinya menyinggung salah satu tempat antara kutub dan ekuator.

(Contoh Proyeksi Azimuthal)

  •      Proyeksi Silinder

              Proyeksi ini menggunakan silinder sebagai bidang proyeksinya dan menyinggung bola Bumi. Jika proyeksi ini menyinggung wilayah khatulistiwa, maka garis paralel merupakan garis horizontal dan garis meridian. Beberapa keuntungan penggunaan proyeksi ini, yaitu dapat menggambarkan wilayah yang luas dan sesuai untuk menggambarkan wilayah khatulistiwa atau lintang rendah.
(Contoh Proyeksi Silinder)

  •     Proyeksi Kerucut

             Proyeksi ini paling tepat digunakan untuk memetakan daerah lintang 45° atau lintang             tengah.

(Contoh Proyeksi Silinder)

Secara garis besar, proyeksi ini dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1.  Proyeksi Kerucut Normal atau Standar
     Proyeksi ini menggunakan kerucut dengan garis singgung dengan bola Bumi                         terletak pada suatu paralel (paralel standar).
2.  Proyeksi Kerucut Transversal
     Pada proyeksi ini sumbu kerucut berada tegak lurus terhadap sumbu Bumi.
3.  Proyeksi Kerucut Oblique/Miring
     Pada proyeksi ini sumbu kerucut membentuk garis miring terhadap sumbu Bumi.


Sumber : http://attahiyat.blogspot.com/2013/03/macam-macam-proyeksi-peta.html
              http://obengplus.com/artikel/articles/161/1/Membaca-Koordinat-GPS-dengan-Latitude-dan-Longitude.html#.VQbIlY6Ueyo