Senin, 29 Juni 2015

GIS AS DECISION SUPPORT SYSTEM

GIS AS DECISION SUPPORT SYSTEM
(GIS UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN)



v  Dirancang untuk memecahkan masalah secara terstruktur
v  Sistem disesuaikan dengan model pengambilan keputusan serta memberikan kapasitas baru untuk pengambilan keputusan.
v  User dapat mengoperasikan secara langsung dan mudah digunakan.
v  Bekerja interaktif memberikan solusi dengan berbagai alternatif tidak hanya memberikan satu solusi.

v  Sistem yang digunakan dapat menyatukan model analitik dengan data secara fleksibel.

(3 Level Utama GIS dalam Pengambilan Keputusan )


(Penerapan GIS dalam Mendukung Pengambilan Keputusan untuk Perencanaan Kebijakan Transportasi Perkotaan)



(Contoh Penerapan GIS dalam Pengambilan Keputusan Transportasi Umum)


    v  KESIMPULAN :
  1.       Pengambilan keputusan dengan menggunakan sistem informasi geografis dapat dilakukan jika permasalahan yang timbul merupakan hasil dari tindak atau aktifitas masyarakat itu sendiri serta dimensi fisik yang merupakan dampat dari kegiatan manusia itu sendiri.
  2.      Dalam proses analisisnya sistem ini menggunakan alikasi ArcGIS sebagai media dalam pembuat keputusan yang akan menghasilkan peta rujukan kebijakan yang akan diambil.
  3.      Dalam penggunaan sistem ini database atau data atribut merupakan salah satu data yang sangat penting, dikarenakan data ini merupakan otak dari segala kegiatan pengambilan keputusan yang akan dilakukan.



   

GIS IN PLANNING


GIS IN PLANNING

Sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) dan berbagai kepentingan selama data yang diolah memiliki referensi geografi, maksudnya data tersebut terdiri dari fenomena atau objek yang dapat disajikan dalam bentuk fisik serta memiliki lokasi keruangan.


  Ø  DATA SPASIAL
    Data spasial yang berhubungan dengan geometri bentuk keruangan dan data attribute yang memberikan informasi tentang bentuk keruangannya (Chang, 2002).
q  Model data vektor
Menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis-garis atau kurva, atau poligon beserta atribut-atributnya
q  Model data Raster
Menampilkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel – piksel yang membentuk grid


   Ø  DATA NON SPASIAL
   Data non spasial atau data atribut adalah data berbentuk tabel dimana tabel tersebut berisi informasi- informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. Data tersebut berbentuk data tabular.


  
   v  FUNGSI GIS DALAM PERENCANAAN
  •           Analisis situasi pemodelan dan proyeksi
  •      Pengelolaan penggunaan lahan catatan;
  •        Pemetaan tematik;
  •        Perencanaan pemrosesan aplikasi;
  •        Bangunan kontrol pemrosesan aplikasi;
  •        Manajemen penggunaan lahan;
  •     Ketersediaan lahan dan pemantauan pembangunan; industri, komersial, dan retail lantai ruang rekaman;
  •        Perencanaan rekreasi dan fasilitas pedesaan;
  •        Analisis mengenai dampak lingkungan;
  •        Penggunaan lahan / transportasi perencanaan strategis



GIS dapat digunakan untuk mengevaluasi dampak pembangunan terhadap lingkungan untuk melihat apakah penyesuaian rencana diperlukan. GIS juga dapat digunakan dalam pemantauan dan pemrograman pengembangan lahan (Yeh 1990).


       v  KESIMPULAN :
       SIG merupakan program komputer yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa jurusan teknik perencanaan wilayah dan kota karena adanya keunggulan-keunggulan yang sudah dijelaskan dari data di atas. SIG dapat menyajikan suatu data dengan sangat jelas serta lengkap, dengan menggunakan SIG maka kita dapat melakukan presentasi dengan lebih baik karena sangat terbantu dengan fitur-fitur pengolahan dan penyajian data yang dimiliki oleh aplikasi SIG.
       SIG memungkinkan untuk membuat tampilan peta serta menggunakannya untuk keperluan presentasi khususnya dalam kajian Perencanaan Wilayah dan Kota. SIG memungkinkan untuk menggambarkan dan menganalisa informasi dengan cara pandang baru, dan kecenderungannya.



GIS IN PARTICIPATORY MAPPING

GIS IN PARTICIPATORY MAPPING
Pemetaan partisipatif adalah salah satu alat yang efektif dalam pengorganisasian masyarakat. Pemetaan partisipatif bukan hanya membantu masyarakat untuk menegaskan tuntutan atas tanah, tetapi juga lewat proses pemetaan partisipasi masyarakat bisa menemukan persatuan dan menyelesaikan konflik.

CIRI-CIRI PEMETAAN PARTISIPATIF
       Masyarakat menentukan sendiri topik pemetaan dan tujuannya. „
       Masyarakat menentukan sendiri proses yang berlangsung. „
       Proses pemetaan dan peta yang dihasilkan bertujuan untuk kepentingan masyarakat.
       Sebagian besar informasi yang terdapat dalam peta berasal dari pengetahuan masyarakat setempat.
       Masyarakat menentukan sendiri penggunaan peta yang dihasilkan

PARTISIPASI PEMETAAN DI INDONESIA
       Partisipasi pemetaan di Indonesia kini mulai berkembang dmulai sejal 25 Agustus 2014 yang dimunculkan oleh BIG (Badan Informasi Geospasial)

       BIG bekerjasama dengan REDD+ dalam peluncuran ini dan menandai kerjasama tersebut dalam pemetaan partisipatif. Partisipasi mayarakat adalah salah satu kunci keberhasilan gerakan REDD+, sedangkan gerakan One Map adalah pembangunan infrastruktur untuk kebutuhan tersebut. 

(Participatory Mapping oleh AMAN)

(Dibuat oleh seorang wanita, masyarkat di Pittsburgh)



(Versi digital yang dibuat seorang warga lelaki, dengan simbol yang seadanya)


(Versi digital GIS dari peta diatas)


KESIMPULAN

Keterkaitan antara pemetaan partisipatif dengan Sistem Informasi Perencanaan adalah karena dalam sistem informasi perencanaan melibatkan seluruh anggota masyarakat dan masyarakat menentukan sendiri topic pemetaan dan tujuannya serta masyarakat menentukan sendiri proses yang berlangsung. Proses pemetaan dan peta yang dihasilkan bertujuan untuk kepentingan masyarakat, sebagian besar informasi yang terdapat dalam peta berasal dari pengetahuan masyarakat setempat. 


Minggu, 28 Juni 2015

GIS IN CRIME ANALYSIS

GIS IN CRIME ANALYSIS

q  Penggunaan GIS pada bidang ini yaitu menggabungkan antara metode statistik dan model spasial berdasarkan laporan kejahatan dari polisi sehingga menghasilkan peta tematik yang dibutuhkan ole lembaga tertentu.
q  Dikenal dengan “geostatistik” yang membantu dalam memprediksikan tingkat kejahatan dan lokasinya, penyebaran informasi, dan pencarian/pengumpluan.
q  Studi dan pemodelan data kejahatan merupakan penelitian baru untuk mengidentifikasi pola – pola kejahatan yang muncul.
q  Kebutuhan untuk analisis GIS dalam departemen kepolisian bervariasi dan terus berkembang sebagai bidang analisis kejahatan tumbuh dan sesuai perubahan teknologi.
q  Penelitian yang dilakukan oleh akademisi bersama dengan polisi menjadi metode baru untuk memprediksi atau meramalkan kejahatan. Hal ini menjadi prosedur baru dan wawasan baru yang memberikan kontribusi ke lapangan.

TUJUAN GIS CRIME ANALYSIS
ü  Menangkap dan mencegah kejahatan
ü  Mengidentifikasi daerah-daerah dengan tingkat kejahatan yang tinggi
ü  Memprediksi secara sistematis dan akurat mengenai kronologi tindak kejahatan serta menghasilkan peta tematik untuk mengawasi segala tindak kejahatan yang berpotensi terjadi.
ü  Upaya peningkatan keamanan tersistematis untuk mengurangi gangguan-gangguan apapun.
ü  Pengawasan dan pemantauan tehadap keamanan lingkungan berbasiskan sistem (GIS)
ü  Evaluasi prosedur organisasi dengan tujuan membantu evaluasi prosedur organisasi. Contoh alokasi sumber daya, penilaian program pencegahan kejahatan, menyelaraskan batas-batas geografis, peramalan kebutuhan staf, dan mengembangkan kinerja langkah-langkah untuk departemen kepolisian.

PROSES GIS CRIME ANALYSIS



v  KESIMPULAN

  1.     GIS dalam Pemetaan kejahatan dipakai oleh para analis di badan penegakan hukum untuk memetakan, memvisualisasikan, dan menganalisis dan memetakan pola insiden kejahatan
  2.       Penegak Hukum sering mengalami kesulitan di dalam optimalisasi sumber daya untuk melakukan kajian dan analisis tindak kejahatan. Dengan Integrasi teknologi GIS (Geographic Information System) dengan analisis tindak kejahatan akan sangat membantu secara efisien dalam pemetaan kejahatan strategis.
  3.     Pemetaan Analisis Kejahatan : proses penggunaan sistem informasi geografis yang dikombinasikan dengan teknik-teknik analisis kejahatan yang berfokus pada konteks spasial dari pelaku kejahatan, aktivitas penegak hukum, menguraikan fitur geografis dalam GIS, dan melakukan analisis kualitatif.

Minggu, 31 Mei 2015

GIS IN BUSSINESS APLICATION

    A .     Sejarah GIS pada Bidang Bisnis
Teknologi informasi (TI) telah memiliki dampak yang kuat pada dunia bisnis sekitar tahun 1950. IT telah memfasilitasi transformasi bisnis sehingga terbentuk bisnis baru. Transformasi ini telah mencerminkan potensi TI baik dari segi biaya tabungan dan sebagai alat untuk pengambilan keputusan bisnis. Perkembangan baru seperti internet dan aplikasi mobile memiliki dampak yang penting pada bisnis.
Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan area aplikasi TI yang begitu signifikan. Aplikasi berbasis GIS pada saat ini sudah berkembang luas dalam bisnis, terutama peran GIS yang rata-rata digunakan untuk bidang spasial. Penggunaan teknologi informasi di bidang bisnis dimulai pada tahun 1950-an yang sebelumnya telah digunakan oleh instansi pemerintah seperti Biro Sensus Amerika Serikat. GIS berguna dalam kegiatan yang berhubungan dengan geografis di Amerika Utara.
GIS pada awalnya digunakan oleh pemerintah khususnya pada perencanaan transportasi di Chicago dan Sistem Informasi Geografis Kanada (CGIS) (Coppock &

Rhind, 1991). GIS semakin berkembang pada 1980-an ketika Konsep Sistem Pendukung Keputusan Spasial (SDSS) diperkenalkan (Armstrong, Densham,& Rushton, 1986). Pada akhir tahun 1980-an SDSS adalah daerah yang diakui dalam komunitas GIS. Seiring berjalannya waktu, aplikasi GIS semakin mendukung dalam bidang spasial dan berbagai bidang lainnya). GIS dapat digunakan dalam bidang akuntansi dan analisis keuangan. Saat ini GIS sudah digunakan dalam bisnis dan para pengguna bisnis. Vendor GIS juga mengakui memiliki potensi pasar aplikasi bisnis dan dapat berevolusi untuk memenuhi kebutuhan para pengguna bisnis serta memfasilitasi desain-desain bisnis.

Gambar 2.1
Aplikasi GIS dalam berbagai bidang di dunia bisnis
(Sumber : Gisforyourbussiness.blogspot.com)

Gambar 2.2
GIS sebagai alat target marketing dalam bisnis
(Sumber : Gisforyourbussiness.blogspot.com)

     B.   Aplikasi GIS dalam bidang Bisnis
            SIG dapat dilihat sebagai suatu bisnis, karena di dalamnya akan melibatkan layanan pengadaan perangkat, keras, perangkat lunak, pengembangan sistem serta layanan pengolahan dan atau analisis data. Kebutuhan akan data spasial yang dibutuhkan dalam berbagai sektor membuka bagi suatu perusahaan untuk membuka sebuah layanan baik jasa maupun penyediaan data.  Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengadaan data spasial, membuat database tentang distribusi penggunaan lahan dan jaringan jalan yang dipakai untuk membangun tata ruang wilayah pengelolaan sumberdaya yang optimal, maka perusahaan tersebut dituntut untuk bertanggungjawab terhadap validitas data/informasi yang diproduksinya. Hal ini demikian karena dengan validitas data/informasi yang tidak teruji, akan berpengaruh terhadap aktifitas masyarakat. 
 Perusahaan penyedia data spasial dapat juga disebut dengan "spatial data broker", dimana data yang dikoleksi dapat dipakai oleh perusahaan atau orang yang memerlukannya, sehingga akan tercipta peluang bisnis. Masalah mendasar dalam menciptakan peluang bisnis ini adalah teknologi pengadaan data, organisasi atau manajemen perusahaan, serta faktor legalitas. Hubungan langsung antara produsen data spasial dengan pemakai data tersebut tidak semudah seperti dibayangkan orang. Yang perlu dibangun dalam pengadaan data spasial ini adalah ”kepercayaan konsumen” terhadap apa yang data spasial yang dia peroleh. Hal yang sangat berpengaruh adalah menyangkut efisiensi waktu, teknologi, ekonomis bagi pemakainya. 
Sudah merupakan hal yang wajar sampai pada akhir abad ke-20 ini, masyarakat pengguna informasi meningkat secara tajam. Pengguna informasi ini, memerlukan data dan atau informasi secara berkala dan data/informasi yang terbaru. Secara tidak langsung, baik dalam dunia pendidikan maupun dunia bisnis, dampak yang ditimbulkan oleh teknologi geomatika akan berpengaruh pula pada keadaan sosial dan ekonomi masyarakat sekitarnya.
Pada hal pemasaran,ketersediaan jumlah data spasial akan meningkat. Data demografi penting untuk analisis bisnis dan data tersebut saat ini tersedia seluruh negara bagian barat.Saat ini bidang pemasaran telah menunjukkan minatnya dalam menggunakan GIS, hal ini tercermin didalam Asosiasi Pemasaran di Negara Amerika. GIS telah dilihat sebagai komponen penting dari sistem informasi pemasaran. Namun terdapat sedikit hambatan dalam penggunaan GIS dalam bidang-bidang pemasaran. Pada aplikasi GIS dalam bisnis, ketersediaan data sudah dipastikan dapat membantu kegiatan pemasaran. Data tersebut menyediakan lokasi geografis yang dapat memfasilitasi kegiatan bisnis.

Gambar 2.3
Titik-titik lokasi perdagangan dan jasa dengan menggunakan GIS
(Sumber : Gisforyourbussiness.blogspot.com)

Secara umum, budaya organisasi merupakan faktor penting dalam penggunaan hal teknologi. Aplikasi GIS sangat relevan dalam berbagai sektor, mulai dari aplikasi teknik yang dapat memberikan solusi teknis yang mudah diterima, dalam hal bisnis GIS digunakan untuk beberapa pemasaran. Tak sedikit para pengguna bisnis yang belum terlalu memahami GIS, karena dominan para pengguna GIS ini adalah dalam bidang tata ruang sehingga dalam sektor bisnis cenderung kurang memahami bagaimana penggunaannya. Akibatnya, tak jarang minat para manajemen bisnis bersedia untuk menggunakan aplikasi GIS. Sebaliknya, pemerintah daerah menyarankan agar para pebisnis menggunakan aplikasi GIS yang dapat memberikan kemudahan dalam melakukan kegiatan bisnisnya.
Seiring dengan kemajuan SIG tersebut, aplikasi GIS dalam industri perbankan semakin penting karena minimal terdapat dua sisi keuntungan (benefit) yang dapat diperoleh dengan menggunakan aplikasi GIS yaitu benefit untuk nasabah maupun untuk Bank. Berikut beberapa keuntungan yang diperoleh terutama pada perbankan adalah :
Ø  Dapat memasukkan dan mengupdate informasi potensi bisnis pada wilayah kerjanya.
Ø  Memudahkan untuk monitor jaringan ATM.
Ø  Dapat digunakan untuk memetakan kinerja perusahaan pada tiap-tiap unit kerja.
Ø  Monitor peta kekuatan dan kinerja pekerja pada tiap-tiap unit kerja
Ø  Mengetahui kekuatan masing-masing produk
Ø  Untuk memudahkan menentukan lokasi ATM atau kantor cabang baru
Ø  Penentuan harga/appraisal untuk agunan
Ø  Analisis competitor

Contoh informasi potensi bisnis yang dapat digunakan untuk internal perusahaan (bank) pada GIS antara lain adalah:
v  Mengetahui informasi jumlah penduduk yang potensial di wilayah kerja bank berdasarkan masing-masing jenis produk yang dijual di bank tersebut.
v  Mengetahui Jumlah kantor/perusahaan di wilayah tersebut.
v  Monitoring ATM
ATM dapat dihubungkan dengan jaringan ATM, sehingga dapat digunakan untuk memantau jumlah ketersediaan uang dalam mesin ATM. Untuk penentuan lokasi pendirian kantor cabang atau pemasangan ATM baru, GIS dapat mengetahui jarak terhadap fasilitas bank terdekat dan dapat disesuaikan dengan potensi yang ada.

Perkembangan yang sangat pesat dalam bidang Geographic Information System (GIS) turut mempercepat perkembangan teknologi informasi yang diaplikasikan dalam dunia perbankan. Hal ini pada akhirnya akan memudahkan nasabah dalam bertransaksi serta memperoleh informasi perbankan secara terintegrasi. Pada intinya, GIS merupakan aplikasi teknologi yang canggih dan telah berkembang secara paralel dalam dunia bisnis secara internasional. Aplikasi GIS sangat membantu dalam memberikan keputusan, terutama dapat meningkatkan potensi yang lebih luas dalam dunia bisnis. GIS memiliki peran penting dalam skala bisnis yang lebih luas. Aplikasi GIS terbukti memberikan kemudahan dalam pelayanan bisnis seperti e-commerce serta layanan berbasis lokasi memiliki unsur spasial. 

Gambar 2.4
Penentuan lokasi ATM Banking
(Sumber : Gisforyourbussiness.blogspot.com)

APLIKASI PCD PADA HUTAN DAN VEGETASI

A.   APLIKASI PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PADA HUTAN DAN VEGETASI
Pengolahan Citra merupakan salahsatu cabang ilmu dari informatika. Pengolahan citra berkutat pada usaha untuk melakukan tranformasi suatu citra/gambar menjadi citra lain dengan menggunakan teknik tertentu. Pengolahan citra merupakan bidang yang bersifat multidisiplin, yang terdiri dari banyak aspek, antara lain fisika,elektronika, matematika, seni dan teknologi komputer. Pengolahan citra (image processing) memiliki hubungan yang sangat erat dengan disiplin ilmu yang lain. Jika sebuah ilmu disiplin ilmu dinyatakan dengan bentuk proses suatu input menjadioutput, maka pengolahan citra memiliki input berupa citra serta output juga berupa citra.
            Pengolahan citra digital juga bermanfaat pada ilmu perencanaan wilayah dan kota. Khususnya pada aplikasi penggunaan lahan yang berupa vegetasi.  Identifikasi obyek dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh dilaksanakan dengan beberapa pendekatan antara lain; karakteristik spektral citra, visualisasi, floristik, geografi dan phsygonomik (Hartono, 1998). Khususnya pada sistem satelit (citra satelit) lebih banyak didasarkan atas karakteristik spektral. Obyek yang berbeda akan memberikan pantulan spektral yang berbeda pula, bahkan obyek yang sama dengan kondisi dan kerapatan yang berbeda akan memberikan nilai spektral yang berbeda (Swain, 1978).Indeks vegetasi merupakan nilai yang diperoleh dari gabungan beberapa spektral band spesifik dari citra penginderaan jauh. Gelombang indeks vegetasi diperoleh dari energi yang dipancarkan oleh vegetasi pada citra penginderaan jauh untuk menunjukkan ukuran kehidupan dan jumlah dari suatu tanaman. Tanaman memancarkan dan menyerap gelombang yang unik sehingga keadan ini dapat di hubungakan dengan pancaran gelombang dari objek-objek yang lain sehingga dapat di bedakan antara vegetasi dan objek selain vegetasi (Horning, 2004).
Dalam pengklasifikasian citra secara digital, mempunyai tujuan khusus untuk mengkategorikan secara otomatis setiap pixel yang mempunyai informasi spektral yang sama dengan mengikutkan pengenalan pola spektral, pengenalan pola spasial dan pengenalan pola temporal yang akhirnya membentuk kelas atau tema keruangan (spasial) tertentu. 
Dari sekian banyak satelit penginderaan jauh, yang sering digunakan untuk pemetaan tutupan lahan adalah landsat (Land Satelite). Salah satu sensor dari landsat adalah Thematic Mapper (TM). Karakterisitik landsat terdiri dri panjang gelombang, IFOV, lebar sapuan, dan resolusi spasial. Panjang gelombang landsat TM terdiri dari kanal 1 sampai kanal 7. Sensor TM masing-masing kanal mempunyai fungsi sebagai berikut (Lillesand dan Kiefer, 1990) :
  1. Kanal 1 dirancang untuk pemetaan perairan daerah pesisir, penetrasi ke dalam tubuh air dan untuk mendukung analisis sifat khas penggunaan lahan, tanah dan vegetasi.
  2. Kanal 2 terutama dirancang untuk mengindera puncak pantulan vegetasi pada sektrum hijau yang terletak antara dua kanal spectral serapan klorofil. Respon pada kanal ini dimaksudkan untuk menekankan perbedaan vegetasi dan penilaian kesuburan.
  3. Kanal 3 merupakan kanal terpenting untuk memisahkan vegetasi. Kanal ini berada dalam salah satu bagian serapan klorofil dan memperkuat kontras kenampakan antara vegetasi serta menajamkan kontras antara kelas vegetasi (membedakan antara lahan tebuka dengan lahan bervegetasi).
  4. Kanal 4 dipilih karena respon yang tinggi terhadap sejumlah biomassa vegetasi yang terdapat pada daerah yang dikaji. Respon yang tinggi ini akan membantu identifikasi tanaman dan memperkuat kontras tanaman-tanah dan lahan-air.
  5. Kanal 5 adalah kanal yang digunakan dalam penentuan jenis tanaman, kandungan air pada tanaman dan kondisi kelmbaban tanah.
  6. Kanal 6 digunakan untuk pemisahan formasi batuan
  7. Kanal 7 merupakan saluran infra merah panas dan bermanfaat dalam klasifikasi vegetasi, analisis gangguan vegetasi, emisahan kelembabab tanah dan gejala-gejala lain yang berhubungan dengan panas.

B.   Penggunan Citra Landsat Thematic Mapper Untuk Penelitian tentang Hutan dan Vegetasi
            Citra landsat TM dianggap sebagai landsat yang tepat untuk penelitian tentang vegetasi karena memiliki spasial dan resolusi spektral yang bagus yang disajikan oleh sensor ini. Banyaknya saluran pada Landsat Thematic Mapper yang beroperasi pada saluran yang peka terhadap respon spektral vegetasi sangat menguntungkan dalam penelitian atau studi tentang vegetasi. Dengan bantuan transformasi matematis yang berupa indeks vegetasi maka nilai spektral vegetasi dapat ditonjolkan, sedangkan nilai spektral diluar vegetasi dapat dihilangkan atau dieleminiasi, sehingga memungkinkan untuk dilakukan studi tentang kerapatan vegetasi, Leaf Area Index (LAI), biomassa, umur tegakan, konsentrasi klorofil, dan juga kandungan nitrogen (Danoedoro, 1993).

C. Pemantauan Penggundulan Hutan dan Degradasi Hutan Menggunakan Penginderaan Jarak Jauh dan GIS: Studi Kasus Ranchi di Jharkhand (India)
            Area yang dipilih untuk diteliti adalah penelitian tutupan lahan kota Ranchi, ibukota Jharkhand negara, India dan sekitarnya yang memiliki batas wilayah 85º15'- 85º29 'E untuk 23º14'-23º29' N. Daerah penelitian memiliki iklim sub-tropis. Suhu berkisar 20-37 ° C selama musim panas dan 3-22 ° C selama musim dingin. Pola curah hujan monsunal mencakup periode dari pertengahan Juni sampai pertengahan Oktober dengan curah hujan tahunan rata-rata sekitar 1.530 mm. Jenis tutupan lahan utama yang mendominasi daerah adalah yaitu. lahan pertanian, lahan bangunan gedung tinggi tanpa vegetasi, hutan lebat terbuka, semak lebat, perkebunan dan badan air yang terdiri dari waduk, danau, sungai dan anak sungainya dan banyak kolam. Medan pertanian meliputi segabian besar bagian dari wilayah studi dan tersebar di seluruh daerah penelitian. Beberapa kawasan perkebunan kayu putih dari ukuran yang berbeda terdapat dalam wilayah studi. Alam vegetasi terdiri dari hutan lebat Sal dan terbuka yang berada pada tepian. Data satelit yang digunakan ditunjukkan pada gambar 1 berikut .
Gambar 1
Komposit Warna kota Ranchi menunjukkan IRS 1C LISS-III tahun 2008

            Dengan Menggunakan perangkat lunak Erdas EMAGINE 9.1, data dimuat ke komputer. Radiometrik dan koreksi diterapkan untuk menghapus radiometrik cacat dan meningkatkan dampak visual satelit Data. Perbaikan geometrik data dilakukan dengan bantuan scan Survey of India (SOI) toposheets untuk menetapkan koordinat geografis untuk menjaga pixel gambar. Klasifikasi pemantauan citra adalah metode untuk mendefinisikan analis daerah yang kecil, yang disebut tempat pelatihan, pada gambar yang mewakili masing-masing tutupan lahan yang diinginkan kategori. Deliniasi daerah pelatihan perwakilan dari jenis penutup paling efektif bila seorang analis citra memiliki pengetahuan tentang geografi daerah dan berpengalaman mengenai sifat spektral kelas penutup. Analis gambar akan melatih software untuk mengenali nilai-nilai spektral atau tanda terkait dengan lokasi pelatihan. Setelah tanda untuk setiap kategori tutupan lahan yang telah ditetapkan, maka software kemudian menggunakan tanda ini untuk mengklasifikasikan Sisanya (gambar 2 dan gambar 3). daerah yang dihitung dengan menggunakan software ARCGIS 9.3 dan perubahan dibandingkan untuk kedua gambar.
Gambar 2
Klasifikasi Gambar Komposit Warna untuk kota Ranchi, tahun 1996.




Gambar 3
Klasifikasi Gambar Komposit Warna untuk kota Ranchi, tahun 2008

            Dalam gambar di bawah diklasifikasikan tutupan hutan lebat diwakili oleh warna hijau tua dan hutan rusak diwakili oleh warna hijau muda. Gambar 4 dan Gambar 5 adalah hasil klasifikasi gambar . Software ARC GIS 9.3 yang digunakan untuk perhitungan daerah hutan lebat dan hutan terdegradasi yang dihasilkan dari Pendekatan pemantauan klasifikasi.

 Gambar4
(a) Tahun 1996 Gambar NDVI untuk kota Ranchi, (b) Tahun 2008 Gambar NDVI untuk kota Ranchi

Total Area Hutan di Kota Ranchi
Total Area Hutan Tahun 1996
(Ha)
Total Area Hutan Tahun 2008
(Ha)
5248,52
4683,5

b        Berdasarkan hasil klasifikasi citra, dapat diketahui jumlah total hutan di Kota Ranchi pada tahun 2008 berkurang sebanyak 565,2 Ha. Hal ini disebabkan karena semakin banyaknya aktivitas permukiman yang semakin meluas dengan mengalihfungsikan area hutan dan vegetasi.