Senin, 29 Juni 2015

GIS AS DECISION SUPPORT SYSTEM

GIS AS DECISION SUPPORT SYSTEM
(GIS UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN)



v  Dirancang untuk memecahkan masalah secara terstruktur
v  Sistem disesuaikan dengan model pengambilan keputusan serta memberikan kapasitas baru untuk pengambilan keputusan.
v  User dapat mengoperasikan secara langsung dan mudah digunakan.
v  Bekerja interaktif memberikan solusi dengan berbagai alternatif tidak hanya memberikan satu solusi.

v  Sistem yang digunakan dapat menyatukan model analitik dengan data secara fleksibel.

(3 Level Utama GIS dalam Pengambilan Keputusan )


(Penerapan GIS dalam Mendukung Pengambilan Keputusan untuk Perencanaan Kebijakan Transportasi Perkotaan)



(Contoh Penerapan GIS dalam Pengambilan Keputusan Transportasi Umum)


    v  KESIMPULAN :
  1.       Pengambilan keputusan dengan menggunakan sistem informasi geografis dapat dilakukan jika permasalahan yang timbul merupakan hasil dari tindak atau aktifitas masyarakat itu sendiri serta dimensi fisik yang merupakan dampat dari kegiatan manusia itu sendiri.
  2.      Dalam proses analisisnya sistem ini menggunakan alikasi ArcGIS sebagai media dalam pembuat keputusan yang akan menghasilkan peta rujukan kebijakan yang akan diambil.
  3.      Dalam penggunaan sistem ini database atau data atribut merupakan salah satu data yang sangat penting, dikarenakan data ini merupakan otak dari segala kegiatan pengambilan keputusan yang akan dilakukan.



   

GIS IN PLANNING


GIS IN PLANNING

Sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) dan berbagai kepentingan selama data yang diolah memiliki referensi geografi, maksudnya data tersebut terdiri dari fenomena atau objek yang dapat disajikan dalam bentuk fisik serta memiliki lokasi keruangan.


  Ø  DATA SPASIAL
    Data spasial yang berhubungan dengan geometri bentuk keruangan dan data attribute yang memberikan informasi tentang bentuk keruangannya (Chang, 2002).
q  Model data vektor
Menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis-garis atau kurva, atau poligon beserta atribut-atributnya
q  Model data Raster
Menampilkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel – piksel yang membentuk grid


   Ø  DATA NON SPASIAL
   Data non spasial atau data atribut adalah data berbentuk tabel dimana tabel tersebut berisi informasi- informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. Data tersebut berbentuk data tabular.


  
   v  FUNGSI GIS DALAM PERENCANAAN
  •           Analisis situasi pemodelan dan proyeksi
  •      Pengelolaan penggunaan lahan catatan;
  •        Pemetaan tematik;
  •        Perencanaan pemrosesan aplikasi;
  •        Bangunan kontrol pemrosesan aplikasi;
  •        Manajemen penggunaan lahan;
  •     Ketersediaan lahan dan pemantauan pembangunan; industri, komersial, dan retail lantai ruang rekaman;
  •        Perencanaan rekreasi dan fasilitas pedesaan;
  •        Analisis mengenai dampak lingkungan;
  •        Penggunaan lahan / transportasi perencanaan strategis



GIS dapat digunakan untuk mengevaluasi dampak pembangunan terhadap lingkungan untuk melihat apakah penyesuaian rencana diperlukan. GIS juga dapat digunakan dalam pemantauan dan pemrograman pengembangan lahan (Yeh 1990).


       v  KESIMPULAN :
       SIG merupakan program komputer yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa jurusan teknik perencanaan wilayah dan kota karena adanya keunggulan-keunggulan yang sudah dijelaskan dari data di atas. SIG dapat menyajikan suatu data dengan sangat jelas serta lengkap, dengan menggunakan SIG maka kita dapat melakukan presentasi dengan lebih baik karena sangat terbantu dengan fitur-fitur pengolahan dan penyajian data yang dimiliki oleh aplikasi SIG.
       SIG memungkinkan untuk membuat tampilan peta serta menggunakannya untuk keperluan presentasi khususnya dalam kajian Perencanaan Wilayah dan Kota. SIG memungkinkan untuk menggambarkan dan menganalisa informasi dengan cara pandang baru, dan kecenderungannya.



GIS IN PARTICIPATORY MAPPING

GIS IN PARTICIPATORY MAPPING
Pemetaan partisipatif adalah salah satu alat yang efektif dalam pengorganisasian masyarakat. Pemetaan partisipatif bukan hanya membantu masyarakat untuk menegaskan tuntutan atas tanah, tetapi juga lewat proses pemetaan partisipasi masyarakat bisa menemukan persatuan dan menyelesaikan konflik.

CIRI-CIRI PEMETAAN PARTISIPATIF
       Masyarakat menentukan sendiri topik pemetaan dan tujuannya. „
       Masyarakat menentukan sendiri proses yang berlangsung. „
       Proses pemetaan dan peta yang dihasilkan bertujuan untuk kepentingan masyarakat.
       Sebagian besar informasi yang terdapat dalam peta berasal dari pengetahuan masyarakat setempat.
       Masyarakat menentukan sendiri penggunaan peta yang dihasilkan

PARTISIPASI PEMETAAN DI INDONESIA
       Partisipasi pemetaan di Indonesia kini mulai berkembang dmulai sejal 25 Agustus 2014 yang dimunculkan oleh BIG (Badan Informasi Geospasial)

       BIG bekerjasama dengan REDD+ dalam peluncuran ini dan menandai kerjasama tersebut dalam pemetaan partisipatif. Partisipasi mayarakat adalah salah satu kunci keberhasilan gerakan REDD+, sedangkan gerakan One Map adalah pembangunan infrastruktur untuk kebutuhan tersebut. 

(Participatory Mapping oleh AMAN)

(Dibuat oleh seorang wanita, masyarkat di Pittsburgh)



(Versi digital yang dibuat seorang warga lelaki, dengan simbol yang seadanya)


(Versi digital GIS dari peta diatas)


KESIMPULAN

Keterkaitan antara pemetaan partisipatif dengan Sistem Informasi Perencanaan adalah karena dalam sistem informasi perencanaan melibatkan seluruh anggota masyarakat dan masyarakat menentukan sendiri topic pemetaan dan tujuannya serta masyarakat menentukan sendiri proses yang berlangsung. Proses pemetaan dan peta yang dihasilkan bertujuan untuk kepentingan masyarakat, sebagian besar informasi yang terdapat dalam peta berasal dari pengetahuan masyarakat setempat. 


Minggu, 28 Juni 2015

GIS IN CRIME ANALYSIS

GIS IN CRIME ANALYSIS

q  Penggunaan GIS pada bidang ini yaitu menggabungkan antara metode statistik dan model spasial berdasarkan laporan kejahatan dari polisi sehingga menghasilkan peta tematik yang dibutuhkan ole lembaga tertentu.
q  Dikenal dengan “geostatistik” yang membantu dalam memprediksikan tingkat kejahatan dan lokasinya, penyebaran informasi, dan pencarian/pengumpluan.
q  Studi dan pemodelan data kejahatan merupakan penelitian baru untuk mengidentifikasi pola – pola kejahatan yang muncul.
q  Kebutuhan untuk analisis GIS dalam departemen kepolisian bervariasi dan terus berkembang sebagai bidang analisis kejahatan tumbuh dan sesuai perubahan teknologi.
q  Penelitian yang dilakukan oleh akademisi bersama dengan polisi menjadi metode baru untuk memprediksi atau meramalkan kejahatan. Hal ini menjadi prosedur baru dan wawasan baru yang memberikan kontribusi ke lapangan.

TUJUAN GIS CRIME ANALYSIS
ü  Menangkap dan mencegah kejahatan
ü  Mengidentifikasi daerah-daerah dengan tingkat kejahatan yang tinggi
ü  Memprediksi secara sistematis dan akurat mengenai kronologi tindak kejahatan serta menghasilkan peta tematik untuk mengawasi segala tindak kejahatan yang berpotensi terjadi.
ü  Upaya peningkatan keamanan tersistematis untuk mengurangi gangguan-gangguan apapun.
ü  Pengawasan dan pemantauan tehadap keamanan lingkungan berbasiskan sistem (GIS)
ü  Evaluasi prosedur organisasi dengan tujuan membantu evaluasi prosedur organisasi. Contoh alokasi sumber daya, penilaian program pencegahan kejahatan, menyelaraskan batas-batas geografis, peramalan kebutuhan staf, dan mengembangkan kinerja langkah-langkah untuk departemen kepolisian.

PROSES GIS CRIME ANALYSIS



v  KESIMPULAN

  1.     GIS dalam Pemetaan kejahatan dipakai oleh para analis di badan penegakan hukum untuk memetakan, memvisualisasikan, dan menganalisis dan memetakan pola insiden kejahatan
  2.       Penegak Hukum sering mengalami kesulitan di dalam optimalisasi sumber daya untuk melakukan kajian dan analisis tindak kejahatan. Dengan Integrasi teknologi GIS (Geographic Information System) dengan analisis tindak kejahatan akan sangat membantu secara efisien dalam pemetaan kejahatan strategis.
  3.     Pemetaan Analisis Kejahatan : proses penggunaan sistem informasi geografis yang dikombinasikan dengan teknik-teknik analisis kejahatan yang berfokus pada konteks spasial dari pelaku kejahatan, aktivitas penegak hukum, menguraikan fitur geografis dalam GIS, dan melakukan analisis kualitatif.